Senin, 03 Juni 2013

Dusun Gebang Tercinta



DESAKU TERCINTA
Sejarah desaku, saya sih kurang mengetahui asal-usul desaku. Desaku tepatnya di dusun Gebang, kelurahan Pengkol, kec. Nglipar, Gunungkidul. Jumlah RT di desaku ada 4 (RT) yang masing –masing Rt terdapat sekitar kurang lebih 40 kepala keluarga. Saya sendiri  berada atau bertempat tinggal di RT 02 RW 02. Saya selama ini sudah berusaha untuk mencari dan ingin mengetahui sejarah dusun Gebang tercinta. Kedua orang tua sudah saya tanyai mengenai asl mula dusun gebang tapi ia jug abegitu kurang mengetahui. Saya tak putus asa mencari tau, akhirnya say berkepikiran untuk bertanya kepada kakek tua yang rumahnya berdekatan dengan rumahku. Saya bertanya kepada kakek tersebut, kakek itu juga kurang mengetahui asl muasal dusun gebang, yang ia ketahui  katanya zaman dahulu kala ditempat saya tinggal ini dulu banyak pohon gebang, oleh karena itu tempat ini di beri nama gebang oleh sesepuh desa  sekitar tempat tersebut. Nama itu juga di setujui oleh warga masyarakat sekitar.  Dan gebangpun berkembang menjadi  Gebang lor  dan Gebang kidul. Gebang lor terdiri dari RT 03 dan RT 04 sedangkan Gebang kidul terdiri dari Rt 01 dan RT 02. Di dusun gebang juga terdapat sumber mata air yang mempunyai nama atau sebutan Belik Tuker. Belik Tuker tersebut di gunakan para warga sekitar untuk di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi,masak,mencuci dan yang paling penting untuk mengairi sawah di bawah sumber mata air tersebut.  Belik tuker tersebut tak pernah mengalami kekeringan bahkan musim kemarau pun belik tersebut masih banyak airnya. Tetapi pada tanggal 26 mei 2006  Yogyakarta terjadi gempa bumi yang cukup besar dan menyebabkan bangunan di wilayah jogja dan sekitarnya mengalami kerusakan dan menyebabakan Belik Tuker mengalami kekeringan ynag cukup lama kurnag lebih sekitar 2 tahunan. Warga sangat kesulitan untuk mencari sumber mata air, akhirnya warga mencari sumber mata air kesungai sekitar. Dan awal 2008 terjadi hujan yang deras dan mengakibatkan belik tuker terisi kembali dan sampai sekarang tak pernah kering kembali.
                Mata pencaharian penduduk, penduduk di desaku sebagian besar berpencahaian sebagai seorang petani yang menggarap sawahnya, tetapi juga tidak semua orang berprofesi sebagai petani, di bawah ini grafik perbandingan pekerjaan warga masyarakt di desaku sebagi berikut:
No

Pekerjaan
Persen
1
Petani
85%
2
Pedagang
5%
3
Polisi
1%
4
Wirausaha
9%





                Pendidikan, rat-rata oarng didesaku berpendidikan rendah rata-rata kebanyakkan hanya lulusan SD dan SMP saja. Kata orang tuaku  beliau dulu sekolah sanagt sulit dikarenak satu kelurahan hanya mempunyai 2(dua) SD saja. Bahkan hanya untuk mengenyam pendidiknan mereka harus bertaruh nyawa untuk menyebrangi sungai Dungwot yang dahulu belum di bangun jembatan, mereka menyebrang sungan menggunakan perahu sederhana yang terbuat dari bamboo. Semakin berkembangnya zaman sekarang hamper setiap padukuhan terdapat Sd sendiri, dan sekarang tak jauh-jauh harus menyebrang sungai yang sangat membahayakn akeselamatan jiwanya. Bahkan sungai Dungwot sekarang sudah di bangun jembatan permanen, sampai saat ini jembtannya masih berdiri dengan kokohnya.
                Agama, masyarakat di dusun Gebang rataa-rata memeluk agama islam, tetapi juga tak menutup kemungkinan juga ada yang non islam. Didesaku terdapat dua bangunan masjid yaitu masjid Miftakhul jannah yang terletak di Gebang kidul dan masjig Nur Huda yang terletak di Gebang lor. Setiap kali memeperingati hari raya idul fitri warga melakukan sholat di lapanagan, masjid, sekolahan, atau di jalan. Yang diikuti dari berbagi padukuhan seperti padukuhan Geger, Wungurejo, Gagan, Kedungpoh. Toleransi antar umat beragam terjalin dengan baik saja tan melihat perbedaan keyakinan, orang non islam menghargai pada bulan ramadhan  tiba ia tidak makan taupun minum di depan orang muslim yang sedang menjalankan puasa ramadhan. Begitupula sebaliknya warga muslim juga mengucapkan hari natal pad saat umat nasrani memperingatinya.
                Organisasai masyarakat, desaku, adalah kepemudaan pemuda bertugas untuk mengamankan sekitar desa apabila terjadi kerusuhan dan lain sebagainya. Dan apabila ada seorang laki-laki yang main kerumah wanita yang melampaui jam batas, pemuda berhak uintuk meberi peringatan keras bahkan unyuk menikahi wanita tersebut. Selain organisasi kepemudaan ada juga posyandu yaitu tempat untuk memeriksa para balita untuk mengetahui keadaannya.      
                Budaya, desaku masih kental dengan budaya dan adat istiadat jawa, sepert halnya Rasulan, Kondangan dan ritual memeperingati saat selesai musim panen tiba. Pada ssat usia saya sekitar 7 tahuan saya masih ingat saya pergi kesawah pada saat warga usai melakukan panen. Saya melihat warga menaruh makanan tradisional untuk mengucapkan rasa syukur terhadap tuhan yangmaha esa yg telah member hasil panen yg melimpah.         
                Lingkungan hidup, desaku berada di pegunungan yang sangat nyaman untuk di tinggali pepohonan yg msih banyak, dan bebas banjir. Aku sangat suka dan mencintai desaku.
                Peternakan, warga dedaesaku beternak ayam kambing dan sapi, selain mudah merawar juga tak harus banyak mengeluarkan uang banyak untuk merawatnya.
                Wirausaha, desaku sudah banyak para wirausah yang mendirikan usahanya seperti beternak  dengan mendirikan kandang jauh dari tempat tinggal warga, setelah ayam besar di ambil oleh pengusaha dan dwa ke kota untu dijadikan lauk ataupun campuran penyedap rasa.
                Sarana komunikasi dan transportasi, hamper semua warga desaku sudah mempunyai alat komunikasi  sendir-sendiri. Begitu pula dengan alat tranportasi juga tidak sulit di temukan , walaupun manyarakat tak mempunyai kendaraan sendiri mereka bisa pinjam ke yang mempunyai.
                Sekian cerita desaku terimakasih……… . . . .          
jangan lupa follow @trii_diantoro