DESAKU
TERCINTA
Sejarah desaku,
saya sih kurang mengetahui asal-usul desaku. Desaku tepatnya di dusun Gebang,
kelurahan Pengkol, kec. Nglipar, Gunungkidul. Jumlah RT di desaku ada 4 (RT)
yang masing –masing Rt terdapat sekitar kurang lebih 40 kepala keluarga. Saya
sendiri berada atau bertempat tinggal di
RT 02 RW 02. Saya selama ini sudah berusaha untuk mencari dan ingin mengetahui
sejarah dusun Gebang tercinta. Kedua orang tua sudah saya tanyai mengenai asl
mula dusun gebang tapi ia jug abegitu kurang mengetahui. Saya tak putus asa
mencari tau, akhirnya say berkepikiran untuk bertanya kepada kakek tua yang
rumahnya berdekatan dengan rumahku. Saya bertanya kepada kakek tersebut, kakek
itu juga kurang mengetahui asl muasal dusun gebang, yang ia ketahui katanya zaman dahulu kala ditempat saya
tinggal ini dulu banyak pohon gebang, oleh karena itu tempat ini di beri nama
gebang oleh sesepuh desa sekitar tempat
tersebut. Nama itu juga di setujui oleh warga masyarakat sekitar. Dan gebangpun berkembang menjadi Gebang lor
dan Gebang kidul. Gebang lor terdiri dari RT 03 dan RT 04 sedangkan
Gebang kidul terdiri dari Rt 01 dan RT 02. Di dusun gebang juga terdapat sumber
mata air yang mempunyai nama atau sebutan Belik Tuker. Belik Tuker tersebut di
gunakan para warga sekitar untuk di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti
mandi,masak,mencuci dan yang paling penting untuk mengairi sawah di bawah
sumber mata air tersebut. Belik tuker
tersebut tak pernah mengalami kekeringan bahkan musim kemarau pun belik tersebut
masih banyak airnya. Tetapi pada tanggal 26 mei 2006 Yogyakarta terjadi gempa bumi yang cukup
besar dan menyebabkan bangunan di wilayah jogja dan sekitarnya mengalami
kerusakan dan menyebabakan Belik Tuker mengalami kekeringan ynag cukup lama kurnag
lebih sekitar 2 tahunan. Warga sangat kesulitan untuk mencari sumber mata air,
akhirnya warga mencari sumber mata air kesungai sekitar. Dan awal 2008 terjadi
hujan yang deras dan mengakibatkan belik tuker terisi kembali dan sampai
sekarang tak pernah kering kembali.
Mata
pencaharian penduduk, penduduk di desaku sebagian besar berpencahaian sebagai
seorang petani yang menggarap sawahnya, tetapi juga tidak semua orang
berprofesi sebagai petani, di bawah ini grafik perbandingan pekerjaan warga
masyarakt di desaku sebagi berikut:
No
|
Pekerjaan
|
Persen
|
1
|
Petani
|
85%
|
2
|
Pedagang
|
5%
|
3
|
Polisi
|
1%
|
4
|
Wirausaha
|
9%
|
Pendidikan,
rat-rata oarng didesaku berpendidikan rendah rata-rata kebanyakkan hanya
lulusan SD dan SMP saja. Kata orang tuaku
beliau dulu sekolah sanagt sulit dikarenak satu kelurahan hanya
mempunyai 2(dua) SD saja. Bahkan hanya untuk mengenyam pendidiknan mereka harus
bertaruh nyawa untuk menyebrangi sungai Dungwot yang dahulu belum di bangun
jembatan, mereka menyebrang sungan menggunakan perahu sederhana yang terbuat
dari bamboo. Semakin berkembangnya zaman sekarang hamper setiap padukuhan
terdapat Sd sendiri, dan sekarang tak jauh-jauh harus menyebrang sungai yang
sangat membahayakn akeselamatan jiwanya. Bahkan sungai Dungwot sekarang sudah
di bangun jembatan permanen, sampai saat ini jembtannya masih berdiri dengan
kokohnya.
Agama,
masyarakat di dusun Gebang rataa-rata memeluk agama islam, tetapi juga tak
menutup kemungkinan juga ada yang non islam. Didesaku terdapat dua bangunan
masjid yaitu masjid Miftakhul jannah yang terletak di Gebang kidul dan masjig
Nur Huda yang terletak di Gebang lor. Setiap kali memeperingati hari raya idul
fitri warga melakukan sholat di lapanagan, masjid, sekolahan, atau di jalan.
Yang diikuti dari berbagi padukuhan seperti padukuhan Geger, Wungurejo, Gagan,
Kedungpoh. Toleransi antar umat beragam terjalin dengan baik saja tan melihat
perbedaan keyakinan, orang non islam menghargai pada bulan ramadhan tiba ia tidak makan taupun minum di depan
orang muslim yang sedang menjalankan puasa ramadhan. Begitupula sebaliknya
warga muslim juga mengucapkan hari natal pad saat umat nasrani memperingatinya.
Organisasai
masyarakat, desaku, adalah kepemudaan pemuda bertugas untuk mengamankan sekitar
desa apabila terjadi kerusuhan dan lain sebagainya. Dan apabila ada seorang
laki-laki yang main kerumah wanita yang melampaui jam batas, pemuda berhak
uintuk meberi peringatan keras bahkan unyuk menikahi wanita tersebut. Selain organisasi
kepemudaan ada juga posyandu yaitu tempat untuk memeriksa para balita untuk
mengetahui keadaannya.
Budaya,
desaku masih kental dengan budaya dan adat istiadat jawa, sepert halnya
Rasulan, Kondangan dan ritual memeperingati saat selesai musim panen tiba. Pada
ssat usia saya sekitar 7 tahuan saya masih ingat saya pergi kesawah pada saat
warga usai melakukan panen. Saya melihat warga menaruh makanan tradisional
untuk mengucapkan rasa syukur terhadap tuhan yangmaha esa yg telah member hasil
panen yg melimpah.
Lingkungan
hidup, desaku berada di pegunungan yang sangat nyaman untuk di tinggali
pepohonan yg msih banyak, dan bebas banjir. Aku sangat suka dan mencintai
desaku.
Peternakan,
warga dedaesaku beternak ayam kambing dan sapi, selain mudah merawar juga tak
harus banyak mengeluarkan uang banyak untuk merawatnya.
Wirausaha,
desaku sudah banyak para wirausah yang mendirikan usahanya seperti
beternak dengan mendirikan kandang jauh
dari tempat tinggal warga, setelah ayam besar di ambil oleh pengusaha dan dwa
ke kota untu dijadikan lauk ataupun campuran penyedap rasa.
Sarana
komunikasi dan transportasi, hamper semua warga desaku sudah mempunyai alat
komunikasi sendir-sendiri. Begitu pula
dengan alat tranportasi juga tidak sulit di temukan , walaupun manyarakat tak
mempunyai kendaraan sendiri mereka bisa pinjam ke yang mempunyai.
Sekian
cerita desaku terimakasih……… . . . .
jangan lupa follow @trii_diantoro